Poin Penting:
- Harga emas mendekati rekor tertinggi, pelaku pasar menanti data tenaga kerja AS dan pidato Powell sebagai petunjuk arah pasar.
- Emas bertahan di atas support $2.895; penembusan ke atas bisa menantang level tertinggi sepanjang masa di $2.956,31.
- Melemahnya dolar AS dan turunnya imbal hasil obligasi AS mendukung emas, menjadikannya lebih menarik bagi investor.
- Laporan non-farm payrolls diprediksi menunjukkan penambahan 170.000 pekerjaan baru, membentuk ekspektasi pasar terkait pemotongan suku bunga oleh The Fed.
- Pernyataan Powell bisa mempengaruhi harga emas—komentar hawkish bisa menekan XAU/USD, sedangkan komentar dovish akan mendukung kenaikan.
Harga Emas Naik, Mendekati Rekor Tertinggi, Investor Nantikan Data Tenaga Kerja AS dan Perkembangan Tarif
Harga emas diperdagangkan menguat pada hari Jumat, menuju minggu terbaik dalam enam pekan terakhir. Pelaku pasar mengevaluasi level support kunci sambil menunggu laporan non-farm payrolls AS serta pidato Ketua Federal Reserve Jerome Powell. Logam mulia ini berkonsolidasi dalam kisaran penting antara $2.895,29 hingga $2.910,32, bertahan di atas zona tersebut, mendekati level tertinggi sepanjang masa di $2.956,31.
Pada pukul 12:32 GMT, XAU/USD diperdagangkan pada $2.921,90, naik $10,80 atau +0,37%.
Emas Bertahan di Atas Support Penting, Imbal Hasil Obligasi AS Turun
Pergerakan yang stabil di atas level $2.895,29 akan menjaga momentum bullish tetap kuat, dengan potensi menguji level tertinggi sebelumnya. Namun, jika gagal mempertahankan level ini, emas bisa terkoreksi dalam jangka pendek, dengan support awal berada di $2.864,26 hingga $2.843,43. Support signifikan berikutnya sebelum penurunan lebih dalam adalah $2.832,72.
Jika turun lebih jauh, emas mungkin menguji rata-rata bergerak 50 hari di $2.799,72, dengan tambahan support di $2.770,11 hingga $2.726,17. Sementara itu, imbal hasil obligasi AS bergerak turun karena investor mengurangi risiko jelang rilis data tenaga kerja. Imbal hasil yang lebih rendah secara umum meningkatkan daya tarik emas, karena mengurangi biaya peluang dalam memegang aset yang tidak memberikan imbal hasil.
Dolar Melemah, Ketidakpastian Kebijakan Perdagangan Dukung Harga Emas
Kenaikan emas pekan ini didukung oleh pelemahan dolar AS yang mencatat kinerja mingguan terburuk sejak awal November. Kekhawatiran perdagangan juga mendorong permintaan aset safe-haven, seiring pengumuman pengecualian tarif sementara oleh AS terhadap impor dari Kanada dan Meksiko yang memenuhi persyaratan USMCA. Kebijakan ini berlaku hingga 2 April, menciptakan ketidakpastian lebih lanjut dalam kebijakan tarif, menyulitkan pasar untuk sepenuhnya memperhitungkan risiko perdagangan.
“Pasar terus berusaha memperkirakan dampak tarif, namun sangat sulit dilakukan ketika targetnya terus berubah-ubah,” ujar Jamie Cox, managing partner Harris Financial Group.
Investor Menunggu Non-Farm Payrolls dan Pidato Powell
Laporan non-farm payrolls AS yang akan dirilis pukul 13:30 GMT diperkirakan akan menunjukkan penambahan 170.000 pekerjaan pada Februari, naik dari 143.000 pada bulan sebelumnya, dengan tingkat pengangguran stabil di angka 4%, menurut jajak pendapat Dow Jones. Data ini akan memberikan gambaran terbaru tentang kekuatan pasar tenaga kerja dan memengaruhi ekspektasi terhadap kebijakan The Fed.
Pidato Ketua Federal Reserve Jerome Powell juga akan diawasi dengan ketat oleh pasar. Meski pasar memperkirakan pemangkasan suku bunga pada Juni, Gubernur Fed Christopher Waller telah mengindikasikan keengganan terhadap pemotongan dalam waktu dekat. Tingkat suku bunga yang lebih tinggi biasanya menekan daya tarik emas, membuat pidato Powell berpotensi menjadi katalis penting bagi arah pasar.
Proyeksi Pasar: Optimisme Hati-Hati
Kemampuan emas untuk bertahan di atas $2.895,29 menjaga potensi kenaikan tetap kuat. Penembusan di atas level $2.956,31 dapat membuka peluang kenaikan lebih lanjut, sementara penurunan di bawah $2.895,29 bisa memicu koreksi menuju $2.864,26.
Data non-farm payrolls dan pidato Powell akan menjadi penentu utama arah pergerakan jangka pendek. Turunnya imbal hasil obligasi dan ketidakpastian perdagangan memberikan dukungan, namun data tenaga kerja yang lebih kuat dari perkiraan dapat membatasi kenaikan karena memperkuat sikap berhati-hati The Fed terkait pemangkasan suku bunga.