Poin Penting:
- Emas menembus $3.000 untuk pertama kalinya seiring meningkatnya permintaan aset safe-haven di tengah volatilitas pasar dan ketidakpastian ekonomi global.
- Emas mempertahankan tren naik yang kuat dengan support kunci di $2.830. Menjaga level ini sangat penting untuk mempertahankan momentum bullish.
- Bank sentral China meningkatkan cadangan emas untuk bulan keempat berturut-turut, menandakan pergeseran dari ketergantungan pada dolar AS.
- The Federal Reserve diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tidak berubah, tetapi pasar memperkirakan pemangkasan di masa depan yang dapat semakin mendukung emas.
- Meskipun reli emas berlanjut, kenaikan imbal hasil Treasury AS menunjukkan kekhawatiran inflasi yang dapat memperumit kebijakan The Fed berikutnya.
Emas Menembus $3.000 dalam Lonjakan Safe-Haven Bersejarah
Harga emas melewati angka $3.000 untuk pertama kalinya pada hari Jumat, didorong oleh permintaan investor yang kuat di tengah ketidakpastian ekonomi yang meningkat. Reli ini terjadi seiring dengan meningkatnya ketegangan perdagangan akibat kebijakan Presiden AS Donald Trump, yang memicu kekhawatiran terhadap pertumbuhan global dan mendorong investor beralih ke aset safe-haven. Sepanjang tahun ini, emas telah naik hampir 14%, didorong oleh volatilitas pasar saham dan ekspektasi intervensi bank sentral.
Emas Mempertahankan Tren Naik yang Kuat, Bertahan di Atas Level Support Kunci

Indikator teknikal mengonfirmasi momentum bullish emas yang berkelanjutan. Pola harga menunjukkan tren naik yang jelas, ditandai dengan pola higher-high dan higher-low. Setelah menyentuh level $2.832 pada akhir Februari, emas dengan cepat pulih dan mencetak level tertinggi baru. Grafik juga menyoroti pentingnya rata-rata pergerakan sederhana (SMA) 50 hari di $2.830, yang secara konsisten memberikan support utama. Jika harga tetap di atas level ini, prospek bullish akan tetap terjaga, sementara penembusan di bawahnya dapat memicu koreksi menuju $2.790.
Dukungan Bank Sentral dan Kebijakan The Fed Memperkuat Reli Emas
Selain dukungan teknikal, faktor fundamental juga terus mendukung reli emas. Bank sentral, khususnya China, telah secara agresif menambah cadangan emas selama empat bulan berturut-turut, yang menunjukkan pergeseran strategis dari dolar AS. “Bank sentral terus mencatat rekor akuisisi emas, mencari diversifikasi dari dolar AS yang semakin tidak stabil,” kata CEO GoldCore, David Russell.
Sementara itu, ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter The Fed semakin meningkatkan daya tarik emas. Meskipun The Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga pada pertemuan mendatang, pasar memperkirakan pemangkasan suku bunga di akhir tahun. Sikap dovish dari The Fed dapat semakin melemahkan dolar dan memperkuat momentum kenaikan emas.
Imbal Hasil Treasury Naik di Tengah Kekhawatiran Inflasi
Meskipun emas menguat, imbal hasil Treasury AS naik pada hari Jumat seiring dengan reaksi investor terhadap data inflasi terbaru. Imbal hasil obligasi 10 tahun naik 3 basis poin menjadi 4,306%, sementara obligasi 2 tahun melonjak 6 basis poin menjadi 4,013%. Laporan University of Michigan menunjukkan sentimen konsumen turun tajam pada Maret, dengan ekspektasi inflasi meningkat menjadi 4,9% dari 4,3%.
Andrew Brenner dari NatAlliance menyebut data tersebut sebagai “stagflationary,” mengindikasikan bahwa inflasi yang tetap tinggi dapat memperumit keputusan suku bunga The Fed. Jika inflasi tetap tinggi, emas dapat terus mendapat dukungan sebagai aset lindung nilai.
Prakiraan Harga Emas: Momentum Bullish Tetap Kuat, tetapi Perhatikan Potensi Koreksi
Lonjakan emas di atas $3.000 adalah pencapaian teknikal dan psikologis yang signifikan. Meskipun tren masih bullish, trader perlu mewaspadai potensi aksi ambil untung. Jika emas tetap bertahan di atas SMA 50 hari di $2.830, reli dapat berlanjut menuju level tertinggi baru. Namun, jika ketegangan perdagangan mereda atau pasar saham pulih, momentum bisa melambat.
Untuk saat ini, permintaan safe-haven, pembelian bank sentral, dan ekspektasi kebijakan The Fed terus mendukung prospek bullish emas. Trader akan mengamati pertemuan The Fed minggu depan untuk petunjuk lebih lanjut mengenai arah kebijakan moneter.