Poin-Poin Penting:
- Harga emas turun dari rekor tertinggi akibat tekanan likuidasi yang dipicu oleh margin call, menghambat momentum bullish dalam jangka pendek.
- Pembalikan teknikal di $3083,65 dapat memicu koreksi menuju $3000 atau lebih rendah jika level support gagal dipertahankan.
- Risiko resesi naik ke 50%, menurut El-Erian, memperingatkan bahwa inflasi dan perlambatan pertumbuhan AS memengaruhi sentimen terhadap emas.
Perkiraan harga emas pada Jumat ini menunjukkan tekanan jangka pendek menyusul likuidasi pasar yang dipicu oleh margin call. Setelah mencetak rekor tertinggi di $3.083,65, harga emas mulai tergelincir karena aksi jual lanjutan, meski tren jangka panjang masih menunjukkan arah bullish.
Pada pukul 12:28 GMT, harga XAUUSD berada di $3.095,25, turun 0,62% dari sesi sebelumnya. Meski koreksi sedang berlangsung, para analis masih melihat peluang penguatan lebih lanjut, terutama jika level support penting di $3.000 mampu bertahan.
Margin Call Batasi Momentum Emas
Aksi jual besar-besaran di pasar saham global, terutama indeks Dow dan S&P 500, telah memicu gelombang likuidasi yang berdampak hingga ke pasar emas. Para investor yang menggunakan leverage harus melepas aset termasuk emas untuk menutupi margin call mereka.
Situasi ini membatasi momentum kenaikan emas dalam jangka pendek. Meski demikian, koreksi ini juga dilihat sebagai fase konsolidasi sehat dalam tren naik yang kuat selama beberapa bulan terakhir.
Level Teknikal Penting: $3083 dan $3000 Jadi Penentu
Pola pembalikan harga yang muncul di grafik harian mengisyaratkan bahwa jika harga emas gagal bertahan di atas $3.083, maka penurunan bisa berlanjut menuju support psikologis di $3.000. Jika level ini jebol, target berikutnya berada di MA 50 hari di sekitar $2.940.
Sebaliknya, jika XAUUSD mampu rebound dan menembus kembali $3.111, potensi untuk menguji ulang area resistance di $3.167 tetap terbuka.
Risiko Resesi dan Inflasi Dukung Daya Tarik Emas
Mohamed El-Erian, Penasihat Ekonomi Allianz, menyampaikan bahwa risiko resesi di AS kini meningkat menjadi 50%. Dalam pandangannya, inflasi yang masih tinggi serta perlambatan ekonomi akan menjadi tantangan besar.
Meski pasar memperkirakan The Fed akan memangkas suku bunga hingga empat kali, El-Erian justru menilai kemungkinan hanya satu atau bahkan tidak ada pemangkasan. Jika The Fed tetap hawkish namun pertumbuhan melambat, maka imbal hasil riil bisa turun—faktor yang cenderung positif untuk harga emas.
Kesimpulan: Koreksi = Peluang Beli?
Perkiraan harga emas dalam jangka pendek memang menunjukkan potensi koreksi lebih lanjut. Namun secara umum, kondisi makroekonomi global — mulai dari ketidakpastian pasar saham, risiko resesi, hingga inflasi — tetap mendukung tren bullish emas.
Penurunan ke area $3.000 atau bahkan ke MA 50 hari di $2.940 bisa menjadi kesempatan emas bagi investor untuk masuk kembali. Selama harga tetap di atas level support jangka panjang, tren naik masih terjaga kuat.