Sentimen investor tetap berhati-hati menjelang rilis laporan Indeks Harga Produsen (PPI) hari ini. Setelah data Indeks Harga Konsumen (CPI) yang lebih lemah dari perkiraan pada Rabu, para trader menantikan apakah inflasi grosir akan mengonfirmasi tekanan harga yang mereda atau justru menunjukkan peningkatan biaya yang masih bertahan. Dengan pertemuan kebijakan The Fed yang dijadwalkan minggu depan, data PPI hari ini bisa sangat memengaruhi ekspektasi suku bunga, imbal hasil obligasi, dan sentimen pasar secara keseluruhan.
Inflasi Grosir: Hambatan Potensial bagi The Fed?
Laporan CPI Februari menunjukkan harga konsumen naik 2,8% secara tahunan, melambat dari kenaikan 3% pada Januari. Namun, komponen yang terkait dengan ukuran inflasi favorit The Fed, Indeks Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE), lebih tinggi dari perkiraan, sehingga risiko inflasi tetap menjadi perhatian utama. Survei manufaktur ISM baru-baru ini juga menunjukkan peningkatan biaya input, yang mengindikasikan bahwa bisnis masih menghadapi tekanan harga.
Imbal hasil Treasury tetap stabil di sekitar 4,3% karena para trader menunggu konfirmasi tren inflasi. Jika data PPI lebih tinggi dari perkiraan, imbal hasil obligasi dapat meningkat dan menantang narasi pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat. Sebaliknya, angka yang lebih lemah akan memperkuat ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter pada pertengahan tahun.
Ketegangan Perdagangan Bisa Memperumit Rencana The Fed
Meskipun inflasi tampaknya mulai mereda, The Fed tetap berhati-hati terhadap risiko eksternal, terutama ketegangan perdagangan yang meningkat. Presiden Trump kembali menegaskan rencana untuk menambah tarif terhadap China, Kanada, dan Uni Eropa, yang meningkatkan kekhawatiran akan kenaikan biaya impor dan langkah-langkah balasan dari negara-negara mitra dagang. Jika konflik perdagangan meningkat, inflasi dapat kembali naik, memaksa The Fed untuk mempertimbangkan ulang kebijakan suku bunga mereka.
Dengan pertemuan The Fed pada 18-19 Maret yang semakin dekat, para pembuat kebijakan diperkirakan akan mempertahankan suku bunga sambil memperbarui proyeksi ekonomi. Saat ini, pasar memperkirakan tiga pemangkasan suku bunga masing-masing sebesar 25 basis poin hingga akhir tahun, dengan yang pertama terjadi pada bulan Juni. Namun, data PPI hari ini dapat mengubah ekspektasi tersebut jika tekanan inflasi masih bertahan.
Reaksi Pasar: Saham, Dolar, dan Emas dalam Sorotan
Jika laporan PPI hari ini mengonfirmasi penurunan tekanan inflasi, pasar saham bisa reli karena ekspektasi pemangkasan suku bunga semakin menguat. Sektor pertumbuhan, terutama teknologi dan konsumsi, kemungkinan akan mendapat manfaat dari prospek kebijakan The Fed yang lebih dovish. Dolar AS, yang tetap kuat karena kekhawatiran inflasi, dapat melemah jika PPI mendukung kemungkinan pemangkasan suku bunga, yang pada gilirannya akan meningkatkan aset berisiko.
Sebaliknya, jika data PPI lebih tinggi dari perkiraan, pasar saham dapat tertekan karena investor mempertimbangkan kembali kemungkinan pelonggaran kebijakan dalam waktu dekat. Imbal hasil obligasi bisa meningkat, mendukung dolar AS sekaligus menekan sektor yang sensitif terhadap suku bunga.
Emas, yang cenderung menguat saat suku bunga lebih rendah dan dolar melemah, bisa mengalami tekanan jual baru jika data inflasi menunjukkan bahwa suku bunga tinggi akan bertahan lebih lama.
Para trader sebaiknya memantau pergerakan imbal hasil Treasury, kontrak berjangka suku bunga The Fed, dan pasar mata uang untuk melihat reaksi harga secara langsung setelah rilis laporan PPI.