Yen Jepang (JPY) terus kehilangan nilai terhadap Dolar AS (USD) pada perdagangan Rabu (12/2), mencapai level terendah dalam sepekan di tengah kekhawatiran akan kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump. USD/JPY naik ke kisaran 153,50-an, didorong oleh sentimen pasar yang berpihak pada Dolar setelah pernyataan hawkish dari Ketua Federal Reserve (Fed), Jerome Powell.
Tarif Trump dan Dampaknya terhadap Yen Jepang
Kelemahan Yen terjadi di tengah kekhawatiran bahwa kebijakan tarif baru AS terhadap impor baja dan aluminium akan berdampak negatif pada ekonomi Jepang. Trump juga mengisyaratkan kemungkinan tarif tambahan terhadap sektor otomotif, farmasi, dan semikonduktor, yang semakin menambah ketidakpastian bagi Jepang. Menteri Keuangan Jepang, Katsunobu Kato, menyatakan bahwa pemerintah akan mengevaluasi dampak tarif ini dan mengambil langkah yang diperlukan.
Menteri Perindustrian Jepang, Yoji Muto, telah meminta pengecualian dari kebijakan tarif AS, tetapi hingga kini belum ada kepastian dari Washington. Sentimen pasar yang cenderung positif terhadap ekuitas juga menekan permintaan terhadap Yen sebagai aset safe haven.
Sikap Fed yang Hawkish Mendorong Penguatan Dolar
Pernyataan hawkish dari Ketua Fed, Jerome Powell, juga memperkuat Dolar AS. Powell menegaskan bahwa bank sentral AS tidak terburu-buru memangkas suku bunga di tengah kekhawatiran bahwa kebijakan perdagangan Trump dapat mendorong inflasi lebih tinggi. Pernyataan ini membuat pasar kembali mempertimbangkan kemungkinan keterlambatan dalam penyesuaian suku bunga AS, yang berdampak positif bagi USD.
Ekspektasi Kenaikan Suku Bunga BoJ Membatasi Pelemahan Yen
Meskipun Yen terus melemah, spekulasi bahwa Bank of Japan (BoJ) akan menaikkan suku bunga pada pertemuan Maret mendatang memberikan sedikit dukungan terhadap mata uang tersebut. Gubernur BoJ, Kazuo Ueda, menegaskan bahwa kebijakan moneter akan disesuaikan secara hati-hati untuk mencapai target inflasi 2%. Data pertumbuhan upah yang kuat dan tekanan inflasi yang meningkat di Jepang semakin memperkuat ekspektasi kenaikan suku bunga lebih lanjut.
Prospek USD/JPY ke Depan
Secara teknikal, pasangan USD/JPY menghadapi resistensi di level 154,00, yang bertepatan dengan level Fibonacci 38,2%. Jika pasangan ini mampu menembus level tersebut, potensi kenaikan lebih lanjut ke area 154,70-155,00 dapat terjadi. Sebaliknya, jika harga gagal bertahan di atas 152,75, tekanan jual dapat membawa USD/JPY kembali ke area 152,00 atau lebih rendah.
Fokus pasar kini tertuju pada rilis data inflasi AS dan kesaksian Powell di hadapan Kongres. Angka Indeks Harga Konsumen (CPI) AS yang lebih tinggi dari perkiraan dapat semakin memperkuat Dolar dan menekan Yen lebih lanjut.
Kesimpulan
Pergerakan USD/JPY saat ini sangat dipengaruhi oleh kombinasi kebijakan perdagangan AS, sikap hawkish Fed, serta ekspektasi kebijakan moneter BoJ. Jika ketegangan perdagangan meningkat dan Fed tetap pada jalurnya, tekanan terhadap Yen bisa berlanjut dalam waktu dekat. Namun, potensi kenaikan suku bunga BoJ mungkin dapat memberikan perlawanan bagi pelemahan mata uang Jepang tersebut.