Poin Utama:
- Harga emas berpeluang menembus $3.000 setelah melewati $2.954,96, memicu reli bullish di pasar.
- Pelemahan dolar AS meningkatkan daya tarik emas sebagai aset safe-haven dan menarik arus investasi ke ETF berbasis emas.
- Investor menanti data inflasi PCE pada Jumat ini, yang bisa memengaruhi ekspektasi pemotongan suku bunga The Fed pada September.
- Ketidakpastian akibat ancaman tarif baru Trump menambah kekhawatiran perang dagang, mendukung emas sebagai lindung nilai risiko pasar.
Harga Emas Diperdagangkan Dekat Rekor Tertinggi
Harga emas menguat pada Senin, pulih dari aksi jual Jumat lalu, dan berpotensi menguji kembali rekor tertinggi pekan lalu di $2.954,96. Jika emas mampu menembus level ini, tren bullish diperkirakan berlanjut hingga menyentuh level psikologis $3.000.
Namun, jika terjadi penurunan di bawah level $2.916,82, momentum dapat bergeser ke sisi negatif dengan support terdekat di pivot 50% di $2.909,64. Gagal bertahan di atas level ini bisa memicu koreksi lebih dalam hingga $2.864,33.
Pada pukul 12:07 GMT, XAU/USD diperdagangkan di $2.946,76, naik $10,50 atau +0,36%.
Pelemahan Dolar AS Mendukung Kenaikan Harga Emas
Indeks dolar AS melemah pada Senin, membuat emas lebih menarik bagi pemegang mata uang lainnya. Pelemahan dolar serta arus masuk yang kuat ke ETF emas telah membantu mempertahankan harga emas di dekat rekor tertinggi. Sejak puncaknya di Januari, dolar AS telah melemah lebih dari 3%, sebagian karena investor meragukan ancaman tarif baru dari Presiden AS Donald Trump yang belum sepenuhnya terealisasi.
Pasar Menanti Data Ekonomi AS untuk Petunjuk Kebijakan The Fed
Jadwal ekonomi AS pekan ini cukup padat, dengan beberapa data penting seperti Indeks Aktivitas Nasional The Fed Chicago dan Indeks Manufaktur The Fed Dallas pada Senin, diikuti data perumahan seperti Indeks Harga Rumah Nasional S&P CoreLogic Case-Shiller pada Selasa.
Namun, perhatian utama pasar akan tertuju pada data Indeks Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) pada Jumat, yang merupakan ukuran inflasi pilihan The Fed. Data ini bisa sangat memengaruhi ekspektasi pasar terkait langkah kebijakan The Fed selanjutnya, dengan sebagian besar pedagang saat ini memperkirakan pemotongan suku bunga pada September.
Imbal Hasil Obligasi AS Naik, Investor Menunggu Data Inflasi
Imbal hasil obligasi AS naik seiring investor bersiap menghadapi rilis data ekonomi utama. Kenaikan imbal hasil biasanya membebani aset tanpa imbal hasil seperti emas, tetapi ketidakpastian ekonomi serta kekhawatiran terhadap pertumbuhan AS masih menjaga permintaan terhadap aset safe-haven.
Ketua The Fed, Jerome Powell, baru-baru ini menyatakan bahwa pemangkasan suku bunga belum menjadi prioritas utama, menambah ketidakpastian bagi pasar.
Prediksi Pasar: Momentum Bullish Emas Tetap Kuat
Momentum bullish emas masih bertahan selama harga tetap di atas support kunci $2.909,64. Pelemahan dolar, kekhawatiran perang dagang, dan volatilitas akibat data ekonomi AS menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi emas.
Jika emas berhasil menembus $2.954,96 secara berkelanjutan, reli bisa berlanjut menuju level $3.000. Sebaliknya, jika turun di bawah $2.916,82, tekanan jual bisa meningkat. Namun, kecuali data ekonomi AS menunjukkan kejutan positif yang memperkuat dolar, emas kemungkinan besar tetap diminati sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian ekonomi.