Pasar Eropa Dibuka Melemah, Perang Tarif Trump Memicu Kekhawatiran Global, Saham Eropa menghadapi pembukaan yang lemah seiring dengan meningkatnya kekhawatiran pasar global akibat kebijakan tarif Trump. Investor menimbang dampak dari meredanya inflasi AS terhadap risiko perang dagang yang berkepanjangan.
Akankah Ketegangan Perdagangan Mengalahkan Inflasi AS yang Melambat?
Pasar Asia melemah pada hari Kamis karena optimisme terhadap inflasi AS yang melambat dibayangi oleh kekhawatiran baru atas kebijakan tarif agresif Presiden Donald Trump. Data inflasi Februari awalnya meningkatkan sentimen pasar, tetapi ketegangan perdagangan yang meningkat membalikkan keuntungan awal, menyoroti kepercayaan yang rapuh dalam pasar keuangan global.
Bagaimana Reaksi Pasar Asia terhadap Ketidakpastian Tarif?
Pasar saham Asia anjlok karena investor menilai potensi dampak ekonomi dari kebijakan tarif Trump. Indeks Hang Seng Hong Kong turun 1,4%, sementara CSI 300 China melemah 0,7%. Indeks Nikkei 225 Jepang menghapus kenaikan awal dan ditutup datar, sedangkan indeks utama Taiwan turun 1,1%. KOSPI Korea Selatan kehilangan 0,4%, sementara ASX 200 Australia turun 0,5%, secara resmi memasuki wilayah koreksi setelah turun 10% dari puncak Februari.
“Pasar ini tampaknya tidak mampu mempertahankan keuntungan apa pun saat ini,” kata Michael Brown, analis riset senior di Pepperstone, menyoroti meningkatnya sentimen risk-off di kalangan trader.
Akankah Tarif Trump Memicu Perang Dagang yang Lebih Luas?
Tarif Trump terhadap semua impor baja dan aluminium AS mulai berlaku pada hari Rabu, meningkatkan ketegangan perdagangan dengan Kanada, Eropa, dan China. Langkah-langkah balasan yang diumumkan oleh ekonomi utama telah memicu kekhawatiran akan konflik perdagangan yang berkepanjangan, yang dapat memperlambat pertumbuhan global.
Analis di TD Securities memperingatkan bahwa “ketidakpastian masih menyelimuti pasar,” terutama karena prospek inflasi kini menjadi lebih rumit akibat perubahan kebijakan perdagangan ini. Meskipun Indeks Harga Konsumen (CPI) AS Februari menunjukkan kenaikan bulanan yang moderat sebesar 0,2% dan kenaikan tahunan sebesar 2,8%—terendah sejak Oktober—para ekonom memperingatkan bahwa tarif dapat mendorong harga lebih tinggi dalam beberapa bulan mendatang.
Apakah Aset Safe-Haven Menunjukkan Tekanan Pasar yang Lebih Besar?
Saat pasar ekuitas melemah, investor mencari perlindungan di aset safe-haven tradisional. Harga emas naik 0,5% menjadi $2.947,06 per ons, mendekati rekor tertinggi yang dicapai pada 24 Februari. Yen Jepang menguat 0,4% terhadap dolar AS ke level 147,70, sementara imbal hasil Treasury AS menurun, dengan yield obligasi dua tahun turun menjadi 3,977%. Pergerakan ini mencerminkan meningkatnya kehati-hatian pasar, terutama terhadap prospek ekonomi AS.
Bisakah Saham Teknologi Mempertahankan Momentum Wall Street?
Meskipun pasar secara keseluruhan melemah, Nasdaq Composite menguat 1,22% pada hari Rabu, didorong oleh lonjakan saham teknologi. Nvidia melonjak 6,4%, AMD naik lebih dari 4%, Meta meningkat 2%, dan Tesla melonjak lebih dari 7%. Namun, perdagangan berjangka menunjukkan bahwa momentum ini mungkin tidak berlanjut, dengan futures S&P 500 turun 0,5% dan Nasdaq futures melemah 0,8%.
Prospek Pasar: Apakah Volatilitas Akan Berlanjut?
Dengan pasar global menghadapi dua kekuatan utama—melambatnya inflasi dan meningkatnya ketegangan perdagangan—volatilitas tetap menjadi tema dominan. Meskipun inflasi AS yang lebih rendah awalnya memberikan kelegaan, potensi dampak inflasi dari tarif dapat memperumit ekspektasi kebijakan moneter. Pasar Eropa bersiap untuk pembukaan yang lebih lemah, sementara investor akan mengamati apakah ketahanan saham teknologi di Wall Street dapat mengimbangi kekhawatiran ekonomi yang lebih luas. Mengingat latar belakang pasar saat ini, pendekatan hati-hati dan defensif mungkin lebih disarankan dalam jangka pendek.